Kitab Hadits adalah kumpulan perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang dijadikan sebagai pedoman hidup umat Islam setelah Al-Qur'an. Hadits memiliki peran penting dalam menjelaskan dan memperinci ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an. Terdapat ribuan hadist yang telah dikumpulkan dan diklasifikasikan oleh para ulama hadist. Di bawah tulisan ini, Admin sertakan link download beberapa kitab hadist pdf yang ada di google drive yang bisa diunduh satu per satu
Sejarah penulisan hadist dimulai pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW. Namun, penulisan hadist secara formal baru dimulai setelah wafatnya Nabi. Pada awalnya, hadist disampaikan secara lisan dan dihafal oleh para sahabat. Kemudian, seiring berjalannya waktu, hadist mulai ditulis untuk menjaga keaslian dan keutuhan ajarannya.
Kitab Hadist : Pengertian, sejarah dan penulisnya
Pada abad ke-2 Hijriah (8 Masehi), usaha pengumpulan dan penulisan hadist mulai dilakukan secara lebih sistematis. Ulama-ulama hadist mengumpulkan hadist-hadist dari berbagai sumber, memverifikasi keasliannya, dan menyusunnya dalam kitab-kitab hadist.
Para Penulis Kitab Hadist dan Karyanya
Imam Bukhari
Salah satu ulama hadist yang paling terkenal adalah Imam Bukhari. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari. Beliau lahir pada tahun 194 H di Bukhara, Uzbekistan. Kitab hadist karya Imam Bukhari yang terkenal adalah "Shahih Bukhari". Kitab ini dianggap sebagai kitab hadist yang paling sahih (valid) setelah Al-Qur'an. Dalam kitab ini, Imam Bukhari mengumpulkan sekitar 7.275 hadist yang telah melalui proses verifikasi yang ketat.
Imam Muslim
Selain Imam Bukhari, Imam Muslim juga merupakan salah satu ulama hadist terkenal. Nama lengkapnya adalah Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Naysaburi. Beliau lahir pada tahun 206 H di Naysabur, Iran. Kitab hadist karyanya yang terkenal adalah "Shahih Muslim". Kitab ini juga dianggap sangat sahih dan digunakan sebagai rujukan oleh umat Islam di seluruh dunia. Dalam "Shahih Muslim", Imam Muslim mengumpulkan sekitar 7.563 hadist yang telah melalui proses verifikasi.
Imam Abu Dawud
Imam Abu Dawud, atau nama lengkapnya Sulaiman bin al-Ash'ath, adalah ulama hadist yang lahir pada tahun 202 H di Sijistan, Iran. Kitab hadist karyanya yang terkenal adalah "Sunan Abu Dawud". Kitab ini berisi sekitar 4.800 hadist yang diklasifikasikan berdasarkan topik-topik tertentu, seperti ibadah, muamalah, dan akhlak.
Imam Tirmidzi
Imam Tirmidzi, atau nama lengkapnya Abu Isa Muhammad bin Isa al-Tirmidzi, lahir pada tahun 209 H di Tirmiz, Uzbekistan. Kitab hadist karyanya yang terkenal adalah "Jami' at-Tirmidzi" atau "Sunan at-Tirmidzi". Kitab ini berisi sekitar 3.956 hadist yang diklasifikasikan berdasarkan topik dan derajat kesahihan hadist.
Imam An-Nasa'i
Imam An-Nasa'i, atau nama lengkapnya Abu Abdurrahman Ahmad bin Shu'aib al-Nasa'i, lahir pada tahun 214 H di Nasa, Turkmenistan. Kitab hadist karyanya yang terkenal adalah "Sunan an-Nasa'i". Kitab ini berisi sekitar 5.700 hadist yang diklasifikasikan berdasarkan topik-topik tertentu dan derajat kesahihan hadist.
Imam Ibnu Majah
Imam Ibnu Majah, atau nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad bin Yazid ibn Majah al-Qazwini, lahir pada tahun 209 H di Qazvin, Iran. Kitab hadist karyanya yang terkenal adalah "Sunan Ibnu Majah". Kitab ini berisi sekitar 4.341 hadist yang diklasifikasikan berdasarkan topik dan derajat kesahihan hadist.
Metodologi Pengumpulan dan Verifikasi Hadist
Para ulama hadist menggunakan metodologi yang ketat dalam mengumpulkan dan memverifikasi hadist. Mereka melakukan perjalanan panjang untuk menemui para perawi hadist dan mendengarkan hadist secara langsung dari mereka. Selain itu, mereka juga melakukan pemeriksaan terhadap para perawi hadist untuk memastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang terpercaya dan memiliki ingatan yang baik.
Metodologi verifikasi hadist meliputi:
- Sanad: Rangkaian perawi hadist yang menghubungkan hadist dengan Nabi Muhammad SAW. Setiap perawi dalam sanad haruslah orang yang adil dan memiliki ingatan yang kuat.
- Matan: Isi atau teks hadist itu sendiri. Isi hadist harus sesuai dengan ajaran Al-Qur'an dan tidak bertentangan dengan hadist-hadist lainnya.
- Jarh wa Ta'dil: Ilmu yang mempelajari kriteria keadilan dan kepercayaan para perawi hadist. Para ulama hadist melakukan kritik terhadap perawi hadist untuk memastikan keaslian dan keutuhan hadist.
Macam-Macam Hadist
Hadist, sebagai salah satu sumber utama ajaran Islam setelah Al-Qur'an, diklasifikasikan dalam berbagai jenis berdasarkan beberapa kriteria, seperti sanad, matan, dan kekuatan (derajat) hadist. Berikut adalah beberapa jenis hadist yang penting untuk diketahui:
1. Berdasarkan Sanad (Rangkaian Perawi)
a. Hadist Mutawatir
Hadist mutawatir adalah hadist yang diriwayatkan oleh sejumlah besar perawi pada setiap tingkatan sanad, sehingga tidak mungkin mereka bersepakat untuk berbohong. Hadist mutawatir dibagi menjadi dua:
- Mutawatir Lafdzi: Hadist yang lafadznya diriwayatkan sama persis oleh sejumlah besar perawi.
- Mutawatir Ma'nawi: Hadist yang maknanya sama, tetapi lafadznya berbeda-beda.
b. Hadist Ahad
Hadist ahad adalah hadist yang diriwayatkan oleh satu atau beberapa orang perawi, tetapi tidak mencapai derajat mutawatir. Hadist ahad dibagi menjadi tiga:
- Hadist Masyhur: Hadist yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih pada setiap tingkatan sanad, tetapi tidak mencapai derajat mutawatir.
- Hadist Aziz: Hadist yang diriwayatkan oleh dua orang perawi pada setiap tingkatan sanad.
- Hadist Gharib: Hadist yang diriwayatkan oleh satu orang perawi pada setiap tingkatan sanad.
2. Berdasarkan Matan (Isi Hadist)
a. Hadist Marfu'
Hadist marfu' adalah hadist yang disandarkan langsung kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun persetujuan beliau.
b. Hadist Mauquf
Hadist mauquf adalah hadist yang disandarkan kepada sahabat Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun persetujuan mereka.
c. Hadist Maqtu'
Hadist maqtu' adalah hadist yang disandarkan kepada tabi'in (murid-murid sahabat Nabi) atau generasi setelahnya.
3. Berdasarkan Derajat Kekuatan
a. Hadist Shahih
Hadist shahih adalah hadist yang memiliki sanad bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil dan kuat ingatannya, serta bebas dari kejanggalan dan cacat. Hadist shahih dibagi menjadi dua:
- Shahih li Dzatihi: Hadist yang shahih karena sanad dan matannya sendiri.
- Shahih li Ghairihi: Hadist yang asalnya hasan tetapi karena ada sanad lain yang menguatkannya, maka naik derajat menjadi shahih.
b. Hadist Hasan
Hadist hasan adalah hadist yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh perawi yang adil tetapi kekuatan ingatannya sedikit di bawah perawi hadist shahih, dan bebas dari kejanggalan dan cacat. Hadist hasan dibagi menjadi dua:
- Hasan li Dzatihi: Hadist yang hasan karena sanad dan matannya sendiri.
- Hasan li Ghairihi: Hadist yang asalnya dha'if tetapi karena ada sanad lain yang menguatkannya, maka naik derajat menjadi hasan.
c. Hadist Dha'if
Hadist dha'if adalah hadist yang tidak memenuhi kriteria hadist shahih atau hasan, karena adanya kelemahan dalam sanad, perawi, atau matan. Hadist dha'if dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan sebab kelemahannya, seperti hadist mursal, hadist munqathi', hadist mu'dhal, hadist mu'allal, dan lain-lain.
4. Berdasarkan Sifat Matannya
a. Hadist Qudsi
Hadist qudsi adalah hadist yang matannya berasal dari Allah SWT tetapi lafadznya dari Nabi Muhammad SAW. Hadist qudsi memiliki keistimewaan karena mengandung wahyu tetapi tidak masuk dalam kategori Al-Qur'an.
b. Hadist Nabawi
Hadist nabawi adalah hadist yang matan dan lafadznya berasal dari Nabi Muhammad SAW. Hadist nabawi mencakup seluruh aspek kehidupan dan ajaran Islam.
Klasifikasi hadist sangat penting untuk memahami dan menilai keabsahan serta kekuatan hadist sebagai sumber ajaran Islam. Berbagai jenis hadist seperti mutawatir, ahad, marfu', mauquf, maqtu', shahih, hasan, dan dha'if, memiliki peran dan pengaruh yang berbeda dalam penetapan hukum dan pedoman hidup umat Islam. Memahami macam-macam hadist membantu umat Islam dalam menilai dan mengamalkan ajaran yang sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.
Pentingnya Kitab Hadist dalam Kehidupan Umat Islam
Kitab hadist memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam. Selain sebagai sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, hadist juga berfungsi sebagai panduan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ibadah, muamalah, akhlak, dan lain-lain. Hadist juga berperan dalam menjelaskan dan memperinci ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an.
Selain itu, hadist juga menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari hadist, umat Islam dapat meneladani perilaku dan akhlak Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat menjalani kehidupan yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam.
Kesimpulan
Kitab hadist merupakan kumpulan perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang memiliki peran penting dalam kehidupan umat Islam. Sejarah penulisan hadist dimulai pada masa kehidupan Nabi dan baru ditulis secara formal setelah wafatnya beliau. Para ulama hadist seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam An-Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah, memiliki kontribusi besar dalam mengumpulkan dan menyusun hadist dalam kitab-kitab hadist yang terkenal.
Metodologi pengumpulan dan verifikasi hadist yang ketat memastikan bahwa hadist-hadist yang terkandung dalam kitab-kitab hadist adalah hadist yang sahih dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Kitab hadist memiliki peran yang sangat penting dalam menjelaskan dan memperinci ajaran-ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an serta menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari.